Saat ini perdagangan digital telah menjadi pendorong utama pemulihan ekonomi asia dari pandemi dan dapat didorong lebih lanjut oleh Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership / RCEP).
Konferensi digital ini, akan mempertemukan para pemimpin bisnis senior, perwakilan pemerintah, dan pemimpin pemikiran dari asia pasifik untuk membahas bagaimana rcep dapat memainkan peran penting dalam mendorong ekonomi digital kawasan.
Dapatkah multilateralisme menghasilkan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik?
Akankah RCEP membuktikan bahwa para skeptis ini salah?
Bisakah ini mewakili peluang untuk memanfaatkan liberalisasi perdagangan dan optimalisasi rantai pasokan sambil memulai ekonomi Asia Pasifik?
Ikutilah webinar Kerangka Kerja Baru: Peran Penting RCEP Dalam Mendorong Ekonomi Digital Asia pada:
🗓 Rabu, 22 Juni 2022
â° 15:00 -16:00 WIB ( Waktu Jakarta)
Kita bahas semua, bersama:
1. Xiang Bing (Dekan Pendiri – Professor of China Business & Globalization, CKGSB )
2. Li Haitao ( Ketua Dekan yang terhormat, Profesor Keuangan, Wakil Dekan, CKGSB)
3. Allan Gepty (Asisten Sekretaris Pengembangan Industri & Kebijakan Perdagangan Filipina, Departemen Perdagangan & Industri)
4. Hanim Hamzah (Regional Managing Partner di ZICO Law, Kepala grup Praktik M&A perusahaan di Roosidono & Partners)
5. David Hardoon (Chief Data & AI Officer di Union Bank of the Philippines, Chief Data Officer di UnionDigital)
6. Raymond Yee Woon Ming (VP Urusan Bea Cukai & Peraturan, DHL Express - Asia Pasifik)
7. Vince Iswara (CEO of DANA Indonesia)
Tunggu apalagi?! Langsung daftarkan diri Anda segera! Webinar ini tanpa biaya.
#Digitalization #RCEP
Pandemi mengubah cara hidup orang. Teknologi dipercepat. Gaya hidup digital menjadi mainstream. Konsumen hijau meningkat. Situasi yang berubah dengan cepat ini memaksa orang dan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat dan berpikir kreatif untuk bertahan hidup. Orang-orang perlu waspada terhadap apa yang sedang terjadi dan apa yang akan datang agar siap menyambut masa depan.
Menurut survei yang diadakan oleh Kemnaker, 88 persen perusahaan di Indonesia terkena dampak yang signifikan di tahun 2020 ketika pandemi menyerang pertama kalinya. Semua sektor industri secara merata terpaksa melakukan keputusan yang radikal untuk bisa bertahan. Tidak sedikit pula yang kemudian melakukan inovasi besar-besaran untuk bisa bersaing di kegiatan bisnis ini. Uniknya, perusahaan yang berhasil bertahan di era normal ini tidak lepas dari inovasi secara digital secara efektif di bidangnya masing-masing. Mengaplikasikan strategi inovasi tentu saja tidak mudah, dan butuh banyak referensi yang menarik dan unik untuk bisa diaplikasikan di bisnis masing-masing.
Melihat kebutuhan tersebut, GDP Venture dengan acara bisnis-bertemu-digital mereka yang unik, ICON, akan kembali untuk memberi para pemimpin bisnis kesempatan untuk mengumpulkan wawasan tentang apa yang terjadi dan relevan saat ini. Mengulang kesuksesan acara ICON pada tahun-tahun sebelumnya, Tahun ini, ICON2022 akan mengundang pembicara lokal & internasional untuk berbicara tentang perubahan besar & baru yang berpengalaman di pasar. Hal ini diharapkan dapat memicu pengusaha, pemimpin bisnis & praktisi untuk menciptakan ide-ide yang disruptif bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan situasi & tren saat ini.
Diisi oleh para pembicara ternama seperti:
1. Martin Lindstrom - World's Famous Brand Expert & 2015's World's 100 influential people from TIME Magazine
2. Akashi Federici - Partners at Kraken, World's one of the Oldest & Biggest Bitcoin Exchanges
3. Armand Hartanto - Deputy President Director at Bank Central Asia
4. Kusumo Martanto - Co-Founder & CEO of Blibli
5. Chris Anthony - CEO at Aptera Motors, World's first high efficient Solar Electric Vehicle manufacturer
dan masih banyak lagi
Selain sesi insight dari para pembicara ternama di bidangnya, di acara ini, pengunjung juga dapat merasakan langsung teknologi seperti pengalaman AR dan Metaverse melalui Metaverse Gaming dan Biometric Vending Machine yang menambah pengalaman mengenai era "New Normal" dan masa depan.
Acara ini akan diadakan di Ritz Carlton Hotel, Jakarta Ballroom 1 & 2 pada tanggal 6 - 7 Oktober 2022. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa mengakses website www.gdpventureicon.com dan menggunakan referal kode khusus ELICON untuk mendapatkan tambahan potongan harga 10% dari harga yang tertera.
Sampai jumpa di acara ICON2022 !
Tutorial registrasi online prasmul-eli
1. Masuk ke website registrasi https://registration.prasmul-eli.co/
Anda juga bisa masuk melalui website prasmul-eli.co
2. Masukkan email dan password yang sudah Anda daftarkan. Kemudian pilih "Login".
Jika Anda belum memiliki akun, pilih "Daftar" dan ikuti instruksi selanjutnya.
3. Setelah masuk dengan akun Anda, pilih program yang Anda minati
4.Pilih tanggal program yang Anda ikuti, kemudian klik icon keranjang
5. Program yang Anda pilih akan muncul di bagian "Daftar Keinginan"
6. Ikuti instruksi selanjutnya untuk menyelesaikan proses pendaftaran dan pembayaran.
7. Setelah proses pendaftaran dan pembayaran diverifikasi oleh tim kami, Anda akan menerima email yang berisi konfirmasi keikutsertaan Anda.
Selamat! Anda telah terdaftar dan siap untuk mengikuti program prasmul-eli.
Selama lebih dari 30 tahun berkiprah, institusi pengembangan ini telah menjadi mitra terpercaya bagi berbagai perusahaan nasional, multinasional, BUMN, maupun instansi pemerintah dalam mengembangkan SDM yang mampu menaklukkan tantangan bisnis.
Sebelum mempelopori program Master of Business Administration (kini Magister Manajemen) di Tanah Air, Prasetiya Mulya telah lebih dulu aktif menyelenggarakan kursus dan pengembangan manajemen untuk para pelaku usaha. Berawal dari misi Yayasan Prasetiya Mulya untuk mengembangkan profesionalisme dalam praktik manajemen bisnis di Indonesia, pada tahun 1982 didirikanlah Lembaga Manajemen Prasetiya Mulya yang selanjutnya menjadi Prasetiya Mulya Executive Learning Institute.
Dengan meyakini bahwa manusia adalah modal utama bagi keberlangsungan bisnis, Executive Learning Institute menawarkan solusi integratif guna mengembangkan kapabilitas manajemen dan kepemimpinan bisnis, baik untuk menjembatani kesenjangan individual maupun menyamakan standar kompetensi tertentu. Bidangnya mencakup Organization Development, Performance Management, Human Capital Development, Leadership Transition, hingga Grooming Leaders.
Deddi Tedjakumara, Executive Director Prasetiya Mulya Executive Learning Institute, menyebut bahwa pihaknya bukanlah lembaga pelatihan, melainkan pengembangan. “Kami menganut paradigma peningkatan performa yang dicapai melalui pembelajaran, tidak terpaku pada tools. Problem terbesar di dunia usaha hari ini bukan ketidaktahuan, melainkan ketidakmampuan mengkontekstualisasikan yang diketahui ke dalam situasi yang dihadapi. Kami bukan seperti apotek yang langsung memberi obat, melainkan layaknya dokter yang menganalisis gejalanya terlebih dulu. Bagian dari solusinya bisa saja berbentuk obat, tapi pendekatannya berbeda,” paparnya.
Melalui materi dan metode yang sistematis, setiap program Executive Learning Institute dijalankan oleh para konsultan yang merupakan pakar dan praktisi di berbagai industri. “Berbeda dengan lembaga konsultasi, kami tidak mencekoki mitra dengan solusi A atau B, karena perubahannya berjalan seiring pengembangan manusianya,” imbuh Deddi.
Pertama, ada Short Course yang dirancang dalam format workshop selama 2-3 hari untuk menginspirasi dan memperkaya perspektif bisnis. “Sifatnya public, siapa pun bisa menjadi peserta sehingga dapat saling mengkaji perspektif dari sektor industri lain,” kata Deddi seraya menyebutkan topik-topik manajemen fungsional yang ditawarkan meliputi Human Resource, Marketing, Operation/Production, Finance, Contemporary Topics, dan Strategic Management.
Masih di kategori public, terdapat Certification Program yang merupakan pembelajaran manajemen bersertifikat yang dikemas dalam bentuk modular. Berlangsung selama 4 bulan, peserta dapat memilih Certificate of Business Management, Certificate of Financial Performance Analysis, Certificate of Strategic Finance Management, serta International Professional Certification Program in Purchasing and Supply Chain Management. Puncaknya adalah Customized Program, yang dirancang secara kontekstual untuk memecahkan masalah dan memenuhi berbagai kebutuhan pengembangan perusahaan. Melalui pertimbangan mendalam terhadap struktur organisasi dan arah strategis masing-masing perusahaan, jelas Deddi,
program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk assessment, in class program, executive coaching, team building, simulasi bisnis, dan banyak lagi.
“Setelah kami menganalisis perusahaan mitra dan mengusulkan alternatif solusi, harus ada komitmen pengembangan mulai dari pucuk pimpinannya. Ini sangat penting, mengingat proses pengembangan membutuhkan engagement jangka panjang. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian, cara berpikir yang jernih menjadi kuncinya.
Setiap perusahaan pasti punya masalah yang berbeda-beda. Teorinya boleh sama, tapi konteks penerapannya bisa sangat berbeda. We fit rather than fix,” tandasnya.