hero

Cara Menghadapi Silo Mentality di Tempat Kerja

12-July-2022

Soft Skill

“Itu urusan mereka, kita gak usah ikut-ikutan! Salah-salah, kita yang kena!”

“Kerjaan kita aja udah repot, gak usah nambah-nambah kerjaan lagi!”

“Ini data kan hasil kita yang cari, gak usah dishare ke divisi lain. Enak aja! Biar mereka yang cari tahu sendiri!”

Pernahkah Anda mendengar percakapan seperti di atas? Ataukah hal tersebut sering diucapkan di lingkungan kerja Anda?

Jika demikian, maka Anda cukup perlu berhati-hati! Percakapan di atas kurang lebih menunjukkan adanya silo mentality di kantor atau tempat Anda bekerja.

Apa itu silo mentality?

Silo mentality adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan dalam dunia bisnis untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang antar departemen atau divisinya merasa enggan untuk saling berbagai informasi. Mindset seperti ini berpotensi merugikan perusahaan karena akan mengurangi efisiensi kerja, merusak moral dan mentalitas karyawan, hingga akhirnya menghambat terciptanya budaya produktif di tempat kerja.

Istilah ini diambil dari kata silo, sebuah bangunan tinggi yang menjadi tempat penyimpanan hasil panen pertanian. Bentuk bangunannya yang tinggi menjulang dan tidak memiliki jendela, membuat akses untuk masuk ke dalamnya menjadi sangat terbatas.

Ketika digunakan dalam konteks bisnis, silo mentality menggambarkan kondisi setiap divisi di perusahaan yang berjalan masing-masing. Kenyataannya, perusahaan memiliki tujuan bersama yang hanya dapat dicapai apabila setiap divisi saling bersinergi.

Faktor Pemicu Terjadinya Silo Mentality

Umumnya, silo mentality terjadi secara tidak disadari dan muncul pada saat ada pekerjaan yang membutuhkan kerja sama antar divisi. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu munculnya silo mentality, antara lain:

  • Karyawan di sebuah departemen yang terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Sehingga, mudah terjadi perbedaan pendapat atau cara yang menyebabkan munculnya gesekan-gesekan antar departemen.
  • Adanya perbedaan budaya atau kebiasaan antar tim yang menghambat ritme kolaborasi di antara keduanya
  • Perbedaan zona waktu, bahasa, hingga kebiasaan dari orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut. Kondisi ini mungkin terjadi apabila perusahaan memiliki karyawan yang tersebar lokasinya di berbagai tempat.

Cara Mengatasi Silo Mentality

Setiap masalah dalam perusahaan tentu berawal dari hal-hal kecil yang diabaikan. Begitu pula dengan silo mentality. Jika pimpinan setiap divisi terus membiarkannya, efek jangka panjangnya yang mungkin terjadi adalah adanya sinisme dan konflik antar divisi yang semakin besar.

Oleh karena itu, mencari solusi efektif dan juga realistis dalam mencegah masalah yang lebih besar terjadi akibat silo mentality merupakan tanggung jawab atasan. Di bawah ini terdapat kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh atasan untuk  mengatasi silo mentality dalam divisinya:

1. Menyamakan Visi Bersama

Silo mentality terjadi ketika komunikasi dan koordinasi karyawan antar departemen kurang berjalan dengan baik. Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka tentu akan menghambat proses pencapaian tujuan utama perusahaan. Untuk itu, para atasan memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan visi dan misi perusahaan kepada anak buah agar dapat dipahami dan diupayakan bersama.

Perlu dipahami, bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan tidak hanya berada di tangan pegawai. Jajaran pimpinan pun memiliki tanggung jawab yang sama besarnya. Terlebih lagi, pimpinan lah yang seharusnya memahami tujuan jangka panjang perusahaan terlebih dahulu sebelum ia menyampaikannya pada tim. 

Seorang pemimpin organisasi yang berhasil menyatukan seluruh departemennya, akan mendorong rasa saling percaya di antara para karyawan. Dengan demikian, tidak akan ada lagi anggapan tentang urusan masing-masing, melainkan menjadi tujuan bersama organisasi.

2. Bekerja menuju Tujuan Bersama

Setelah setiap orang di dalam tim mengetahui dan memahami tujuan bersama, hal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengidentifikasi apakah terdapat masalah-masalah kecil yang mengindikasikan adanya silo mentality di antara para pegawai. 

Setiap karyawan pun diajak untuk dapat memahami peran dan kontribusi dari setiap divisi yang sangat menentukan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Melalui hal tersebut, para karyawan di setiap divisi akan memahami pentingnya melakukan kolaborasi dan bersatu demi tercapainya tujuan bersama.

3. Memberikan Motivasi dan Insentif

Tugas yang paling menantang dalam sebuah manajemen tim adalah menyatukan pemahaman seluruh tim untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari silo mentality di tempat kerja adalah memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat dan mau berkomunikasi secara efektif dengan berbagai rekan di divisi yang berbeda.

Apabila karyawan telah berhasil melakukan hal tersebut, tentu pihak pimpinan sebaiknya memberikan apresiasi kepada karyawan, seperti dalam bentuk insentif. Insentif dapat menjadi salah satu trik andalan untuk meningkatkan semangat dan motivasi karyawan.

4. Eksekusi secara Akurat

Agar upaya pencapaian tujuan ini dapat berjalan secara efektif, pemimpin pun memiliki tanggung jawab untuk merancang strategi yang diukur secara akurat. Beberapa hal yang termasuk ke dalam hal ini adalah menetapkan jangka waktu penyelesaian bersama, menentukan tolok ukur keberhasilan, serta mendelegasikan tugas-tugas kepada divisi terkait. Kemudian, penting juga untuk melakukan pertemuan meeting secara rutin sebagai evaluasi dan juga menjaga momentum kerjasama yang telah berjalan selama ini.

5. Berkolaborasi untuk Berkreasi

Terdapat empat kunci di balik sebuah tim yang solid dan produktif: pengetahuan, kolaborasi, kreativitas, dan percaya dini. Keempat hal ini akan terjadi apabila pimpinan memberikan ruang dan kesempatan bagi para karyawan untuk berinteraksi lintas departemen. Usaha ini dapat mendukung terjadinya pertukaran ide dan juga kolaborasi yang baik antara departemen.

Meruntuhkan silo mentality di tempat kerja bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan dalam satu hari saja. Diperlukan komitmen dari level atasan hingga para pekerja di setiap departemen untuk mewujudkan hal ini. 

Semua tahapan mulai dari penyampaian visi misi, menetapkan strategi, hingga memberi ruang bagi karyawan untuk berkarya akan membuat perusahaan atau organisasi semakin kuat karena semua orang bergerak ke arah yang sama.

Dalam mengadaptasi kebutuhan manajerial dalam suatu tatanan kepemimpinan, Anda dapat mengikuti program Certificate of Business Management: General Business Management. Secara umum, Anda bisa mempelajari perilaku organisasi, pengembangan organisasi, proses rekrutmen, pengembangan, dan karier demi membangun tim yang solid dan sukses.

Find this article insightful? Share it with your network!

INSIGHT AND KNOWLEDGE

Recommendation Articles

calendar

09-December-2022

tag

Supply Chain Management, Pengertian dan Fungsi

Supply chain management berperan penting dalam keberlangsungan operasional bisnis, mulai dari produksi barang hingga distribusi kepada konsumen akhir.

Selengkapnya

article
calendar

15-August-2023

tag

Marketing

Apa Itu Kegagalan Marketing dan Cara Mengatasinya

Strategi marketing yang gagal bisa disebabkan karena tidak menggunakan data, analisis, dan tidak mengetahui kebutuhan pelanggan. Cara mengatasinya bisa dilakukan dengan memberi respons cepat.

Selengkapnya

article
calendar

21-December-2023

tag

Finansial

Meminimalkan Risiko Finansial dalam Bisnis

Cara meminimalkan risiko finansial yang bisa dilakukan adalah membangun dana darurat dan memanfaatkan asuransi, serta kurangi pengeluaran yang tidak dibutuhkan.

Selengkapnya

article
calendar

10-May-2023

tag

Operational

Apa Itu Product Market Fit dan Cara Mencapainya

Product market fit tercapai saat produk yang dijual dapat sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar dengan melalui tahap penentuan target pelanggan dan menerima feedback.

Selengkapnya

article
calendar

16-May-2024

tag

Strategic

Analytical Thinking: Definisi, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya

Dalam dunia kerja, salah satu kemampuan penting yang harus dikuasai adalah analytical thinking. Bagaimana caranya? Simak selengkapnya di artikel ini!

Selengkapnya

article
calendar

20-October-2023

tag

Leadership

Cara Mengatasi Konflik di Tempat Kerja untuk Para Manajer

Manajer perlu mengetahui cara mengatasi konflik dengan mencari sumber masalah, mencari solusi, dan tidak bergosip untuk mencari alternatif solusi.

Selengkapnya

article
calendar

07-July-2022

tag

Human Resource

Memahami Psikologi di Balik Karyawan yang Resign

Kehilangan karyawan potensial tentu saja memiliki dampak signifikan bagi perusahaan, dikarenakan tidak jarang karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan langka

Selengkapnya

article
calendar

09-August-2022

tag

Innovation

Pentingnya Product Life Cycle dalam Pengembangan Produk

Product Life Cycle dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat dalam meningkatkan iklan, menurunkan harga, memperluas jangkauan pasar, hingga melakukan desain ulang pada kemasan produk atau jasa yang ditawarkan.

Selengkapnya

article
calendar

19-November-2021

tag

Soft Skill

Soft Skill untuk Project Manager yang Penting untuk Pencapaian Tim

Seorang project manager memiliki tanggung jawab yang penting untuk mengelola sebuah tim dengan soft skill untuk project manager dalam melakukan komunikasi dan mencapai tujuan

Selengkapnya

article
calendar

07-November-2022

tag

Assessment

Pengertian Assessment, Cara Mengukur, dan Tujuannya Bagi Perusahaan

Assessment dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari talenta perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengangkatan jabatan karyawan atau perekrutan karyawan baru.

Selengkapnya

article